Sabtu, 01 September 2007

Perjalanan Malam Hari

SudutBumi, 16 Agustus 2006

sehari sebelum hari kemerdekaan tahun ini. apakah saya sudah merdeka? sepertinya belum!

masih punya banyak cerita terpendam akan yogya?

pertanyaan dari teteh membuah saya tersenyum, lebar sekali.

malam tanggal 2 agustus 2006 saya temukan dua bungkusan di tempat tidur. pertama, amplop coklat yang menggembung, kedua surat dari teteh. label bank jabar di amplop itu membuat saya bersegera membuka bungkusan. ternyata isinya kotak biru beludru yang berisikan plakat ucapan terima kasih atas keikutsertaan saya dalam lomba artikel. lomba kali ini saya kalah lagi. tak apa! bagi saya ini adalah sebuah proses dalam menulis.

malam tanggal 2 agustus 2006 adalah kepulangan saya setelah delapan hari saya berkunjung ke yogyakarta. sebuah perjalanan yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya. sekira pukul delapan saya dijemput wag dan sd di stasiun kiaracondong. seperti keberangkatan saya kemana pun, pulang selalu disertai banyak bawaan. seperti kali ini.

saya tak pernah menduga akan bertemu seseorang bernama it. saya tak pernah menduga, tak pernah menduga akan menggariskan suatu kenangan dengan sosok bernama it. saya tak pernah menduga. tak pernah menduga.

desember 2005 inbox email saya sudah dipenuhi suratsurat dari it, begitu saya memanggil dia. it yang memulai, merangkairangkai puisi saya, mengirimi saya suratsurat panjang. it yang memulai, menceritakan masa lalunya, memaparkan segala keburukannya, dan berbagai hal. it yang memulai. saya hanya menanggapi seumpama layaknya teman baru, seumpama penulis menyapa pembacanya, seumpama temanteman kampus. saya tanggapi emailnya, surat panjangnya, ceritaceritanya.

tak diduga, saya harus berangkat ke yogya. harus. dan semua kisah itu terangkum dalam benak saya, sampai saat ini. malammalam sebagai pejalan, malammalam tanpa tidur, malammalam yang patut dikenangkan.

malam 24 juli 2006

senin malam saya ditemani wag menuju stasiun kiaracondong. malam keberangkatan saya yang seorang diri menuju yogya, kota yang pernah saya singgahi waktu kecil. saya tak pernah lagi menjejakkan kaki ke yogya, dan malam itu banyak ketakutan menghampiri saya. dengan petunjuk yang diberikan bapak, dengan peta buta yang diberikan sd dan wag saya beranikan diri untuk datang ke yogya. saya diundang sebagai peserta workshop penulisan yang diadakan oleh lafadl dan desantara. sebuah komunitas yang bergerak dibidang cultural studies (cs). saya dipilih dari 57 pendaftar. seminggu sebelum keberangkatan saya sudah menghubungi temanteman di yogya. temanteman cwi. mereka semua siap menerima saya, menampung saya, dan menjanjikan suatu kenyamanan selama di yogya. saya berlega hati untuk tidak terlalu khawatir. tetapi untuk sebuah keberangkatan saya begitu berdebar, gemetar. malam keberangkatan menyebabkan perut saya sakit, mungkin karena tak biasa. mengantri membeli karcis berdua dengan wag. wag yang antri di depan saya meminta uang, saya keluarkan uang limapuluh ribuan. tak disangka wag membeli dua karcis, saya kaget, tak menduga. karena saya tahu wag tidak membawa persiapan apapun. karena rencananya hanya akan mengantarkan saya sampai stasiun. maka perjalanan saya tak sendiri, berdua dengan wag yang hanya tersenyum melihat kekagetan saya.

pagi 25 juli 2006~sekira pukul lima

saya telpon it melalui ponsel. it telah menyanggupi diri akan menjemput saya di lempuyangan, dan it tidak pernah tahu kedatangan saya ke kotanya diantar wag. ternyata dia masih di kosan, saya menunggu. tak berapa lama sosok itu muncul dan mencaricari saya. selama ini komunikasi saya dan it hanya berupa kata. kami tak pernah bertukar foto, tak pernah menjelaskan ciri fisik, tak pernah menyinggung soal wajah. saya pun menunggu sosok yang tak pernah saya tahu sebelumnya. mungkin berbeda dengan it yang telah melihat wajah saya di fotofoto yang dimiliki rl. foto ketika malam pembacaan puisi di selasar sunaryo bandung, seingat saya, saya pernah difoto. it juga pasti telah melihat foto saya di majalah horison. jadi ketika ada sosok lelaki menghampiri saya, pastilah dia it. dan benar it sempat bingung karena saya tak sendiri, tentunya dia mencari sosok perempuan yang sendiri bukan berdua seperti pagi itu. setelah bersalaman kami memutuskan segera menuju kosnya, di sana sudah ada sta, p, r, dll menunggu kedatangan saya. betapa kehadiran saya telah dinantikan banyak orang. dan saya tidak tahu apa yang sudah it ceritakan tentang saya.

kosan it ~sekira pukul enam

beberapa teman it sedang belajar, mereka mau masuk uin dan hari itu ujian masuknya. begitu saya datang semua bubar, saya ditemani p sedangkan it balik lagi ke stasiun untuk jemput wag menggunakan motor. tak berapa lamu sta datang. kami seperti sudah lama kenal, obrolan begitu saja menghilangkan lelah dan kantuk saya. wag datang. semua berkumpul di kamar it yang tak seberapa luas. gorengan dan teh hangat tersaji. sampai akhirnya kami harus berpisah, mereka semua harus pergi mengikuti ujian. tersisa aku, wag, dan it.

kamar sebelah~sekira pukul delapan tigapuluh

adalah mja yang karena gempa pulang ke rumah orangtuanya, kamarnya yang berada di sebelah kanan kamar it dibiarkan begitu saja untuk dipergunakan beberapa teman selama kepergiannya. sementara wag tidur di kamar it, aku dan it berdua di kamar ini. mendengarkan radio dan membaca beberapa koran yang berserakan. Aku berikan koran pikiran rakyat yang memuat puisi it, aku berikan pesanan yang dia minta sebelum keberangkatanku: beberapa pembatas buku, royalti pemuatan puisinya, cerpen terbaruku, dan aku juga memberikan pewangi ruangan beraroma apel padanya. di ruangan itu kami berbincang, melanjutkan beberapa hal yang sempat kami bahas di email, surat, dan sms. sampai pukul sepuluh kami ngobrol, datang am dan aku undur diri bersegera mandi. selanjutnya adalah perjalanan menuju tempat workshop.

it mengenalku sebagai sosok manja dengan segala keinginan yang harus dituruti. memperlakukan aku seperti anak sma, ya karena kemanjaan yang memang aku ciptakan dihadapan it. padahal aku bukanlah sosok manja, bahkan aku benci pada perempuan manja. tapi di hadapan it, manja itu tumbuh begitu saja.

pertemuan dengan it menghancurkan sedikit bayangan yang kucipta terhadap sosok yang maya ini. dalam bayanganku, it adalah seseorang yang sesuai dengan keinginanku. tapi pada kenyataannya, aku sedikit kecewa dengan apa yang ada dalam diri it. aku kecewa. tidak salahkan jika aku menciptakan sosok it sesuai keinginanku. setelah pertemuan itu aku harus menerima, ini adalah konsekuensi yang harus aku terima. mungkin hal ini sama dirasakan it. mungkin dia juga telah membangun sosokku di benaknya dan itu hancur setelah pertemuan. mungkin. aku tidak tahu.

siang hari~sekira pukul sebelas tigapuluh

setelah mandi, makan berdua, aku melanjutkan perjalanan ke daerah sinduharjo, ternyata letaknya berada di utara yogya dekat dengan merapi di jalan kaliurang. wag sementara ditinggal sendiri. beberapa hari sebelumnya, it telah menyurvei tempat itu. dan siang itu aku dibonceng motor menuju utara. it tahu aku phobia naik motor, dia dengan senangnya mempermainkan laju motor sedangkan aku berteriakteriak. di yogya jarang sekali ada kendaraan umum, saya jadi mengerti mengapa yogya penuh sepeda. dan saya terpaksa naik motor.

sav puskat~sekira pukul duabelas tigapuluh

di tengah jalan saya sudah ditelepon panitia, ternyata perjalanan yang sangat jauh menyebabkan saya terlambat beberapa menit. Sampai di sekretariat lafadl, saya berkenalan dengan seorang lakilaki yang menjadi penunjuk jalan ke tempat workshop. dari situ ke tempat tujuan jaraknya lumayan jauh, beberapa kali kehilangan jejak. akhirnya sampai juga di sav puskat.

tak disangka saya bertemu ta dari tobucil. ini sangat mengagetkan saya, karena setahu saya perwakilan kota itu hanya satu orang, ternyata bandung menghadirkan dua orang: saya dan ta. empatbelas orang lainnya perwakilan dari berbagai kota di diy dan jateng.

saya membiarkan it sendiri dan berkenalan dengan beberapa peserta lakilaki. setelah registrasi saya menuju kamar tidur, tak pernah saya sangka segala fasilitas yang disediakan. kamar tidur yang luas di anjungan rumah bergaya toraja.

beberapa peserta makan, berhubung saya masih kenyang saya memilih tidak makan dan menemani it sebelum dia pulang. it memperlihatkan koran jawa pos yang terdapat di ruangan itu, di dalamnya cerpen sta dan esai rm dimuat. tak berapa lama saya dan it harus berpisah, dengan perjanjian: tidak boleh telepon. ada sedikit kekecewaan di raut it karena saya melarangnya menelepon. saya hanya mengizinkannya sms, dengan alasan saya tidak mau terganggu dalam pelaksanaan workshop. karena dari awal pertemuan dengan rekanrekan panitia dan peserta, workshop ini serius.

ruang mawar~sekira pukul empatbelas

kami semua berkenalan, dari kota mana dan dari komunitas mana. saya mewakili menmonic. siang itu kami langsung dijejali materi tetang cs oleh st. s. itu semua membuat saya ngantuk, mungkin sama dirasakan beberapa peserta lain yang belum kukenal. apalagi materi ini baru bagi saya, cs, saya biasanya menulis puisi atau cerpen, sekarang saya harus bisa menulis hal kecil dari bebudayaan manusia. ya, yang utama dari cs adalah menuliskan bagian kecil dari peradaban/ kebudayaan manusia yang dapat menyejarah beberapa kurun waktu ke depan.

ruang mawar~sekira pukul sembilanbelas tigapuluh

setelah istirahat dari pukul empat sore sampai magrib dan dilanjutkan makam malam, kami semua berkumpul lagi di ruang mawar. kali ini ada dua pemateri yaitu hs dan ls, dengan materi menulis cs perlu menggunakan teknik penelitian. diskusi ini cukup lama, terjadi perdebatan seberapa penting penelitian dalam cs. larut malam, kami baru bubar dan masuk kamar masingmasing. besok pagi telah menanti pemateri ketiga.

ruang kepodang~sekira pukul sebelas

tidak langsung tidur, membereskan segala hal, cuci muka, ngobrol dengan dua peserta lainnya. namanya si dan el. si peserta termuda, dia kelahiran '87 sedangkan el beberapa tahun di atasku. Setengah duabelas malam masih sms-an dengan it setelah itu tidur.

pagi, 26 juli 2006

saya terbangun karena kaki saya kram. sakitnya minta ampun, mau apa lagi? saya cuma bisa mengaduh dan kesakitan dengan suara ditahan. tak mau mengganggu yang lain. mandi pukul tujuh tigapuluh, makan pukul delapan dan kembali ke ruang mawar. materi kali ini mempersoalkan budaya populer yang ada di yogya, pematerinya adalah dosen bernama su, masih muda, ganteng, tapi sudah beristri. beberapa tampilan tentang popularitas remaja yogya diperlihatkan, ideide kreatifnya hampir sama dengan budaya populer yang sedang berkembang di bandung. terjadi silang pendapat antara 'hurahura' dan hal yang dinamakan budaya populer. sampai siang hari debat kusir ini berjalan, jika tidak ada waktu istirahat mungkin akan terus berlanjut.

siang hari

saya mulai bingung memikirkan hal apa yang akan saya tulis. mulai sore ini akan dimulai pembahasan draf tulisan yang dibawa dari masingmasing kota. draf tulisan milik saya bawa ditolak oleh pemateri, terlalu banyak hal yang ingin saya ungkap. dan saya harus menuliskan tentang bandung, sebenarnya masalah menulis adalah soal gampang. tapi jika kita dihadapkan pada situasi yang berbeda dan terkesan dipaksa semuanya akan membuat pikiran buntu.

siang hari semua draf dibahas, mana yang cocok untuk cs dan mana yang tidak. banyak yang belum membawa draf kebingungan, beberapa orang hanya menyampaikan ide tulisan. it sms, memberitahkan kepulangan wag ke bandung setelah hari sebelumnya ketinggalan kereta. akhirnya saya benarbenar sendiri di yogya. dan kebingungan itu benarbenar mengganggu saya.

sore di kamar tidur

akhirnya it menelepon saya, larangan itu dilanggar juga. lebih baik tiduran daripada memikirkan hal yang tidak menemu ujung pangkalnya. yang lain mandi. saya terbangun karena sentuhan tangan seseorang di kening saya. saya kaget. ternyata mbak nu, salah satu panitia, dia mengira saya deman, saya bilang saja sedang stres, bingung mau nulis apa. ngobrol sana sini, waktunya makan malam.

ruang mawar~sekira pukul duapuluh

ini adalah malam pertama tulisan peserta dibantai. peserta pertama adalah fir dari purwokerto yang mengetengahkan persoalan bahasa daerahnya yang kini tak lagi dipergunakan. kedua peserta dari bogor yaitu as memaparkan tentang kondisi bogor yang makin sepi dari kegiatan seni. kedua tulisan dimentahkan oleh pemateri. hanya dengan pertanyaan "memangnya kenapa?" semua persoalan tak ada gunanya, ketika pertanyaan seperti "memangnya kenapa kalau bahasa purwokerto ditinggalkan? hilangnya bahasa daerah? tak jadi masalahkah." atau pada pertanyaan memangnya kenapa jika sepi dari budaya? pertanyaan sepele itu sepertinya menciutkan nyali seluruh peserta. tak ada yang dapat membela rekan kami sesama peserta. sampai larut malam, lebih malam dari malam sebelumnya.

kamis, 27 juli 2006

hari ini seluruh peserta wajib mengumpulkan tulisan dengan batas waktu jam tujuh malam. saya yang paling terakhir mengumpulkan tulisan. dari pukul tiga sore saya sudah duduk di depan komputer, selesai menulis pukul tujuh. bergegas ke ruang makan, semua rekan tersenyum melihat kedatangan saya. mereka menanyakan kabar tulisan saya. pukul delapan pembantaian itu dimulai.

saya menulis tentang tamantaman kota yang ada di bandung, kemudian menyisipkan mnemonic sebagai pengguna ruang publik. intinya saya memaparkan pemanfaatan salah satu ruang publik. tulisan saya benarbenar seadanya, tanpa data, tanpa pemikiran matang.

pembantaian itu cukup banyak menyoroti kelemahan tulisan saya yang terkesan sastra. cs sangat berbeda dengan sastra, begitu dipaparkan pemateri. memang benar saya lebih banyak menghadirkan suasana dalam tulisan itu. bagaimanan pun saya berangkat dari fiksi. Tapi saya berlega hati dapat menulis di bawah tekanan.

kamis pagi, empat teman kami lelaki semua kabur dari workshop tanpa izin. saya tidak tahu apa alasan mereka padahal tempat workshop sangat jauh dari jalan raya dan angkutan umum. kami harus jalan berkilokilo meter untuk mencapai kota. tapi begitulah, pagi hari mereka telah menghilang dan ketika ditelepon panitia mereka bilang pulang dan takkan kembali. jumlah lelaki berkurang sedang perempuan tetap bertahan empat orang.

jumat, 28 juli 2006

agenda hari ini adalah makan pagi, menulis/presentasi, makan siang, menulis/presentasi, istirahat, makan malam, dan terakhir presentasi. lagilagi saya mengumpulkan tulisan paling akhir. tulisan yang sama dengan kemarin tetapi telah ditambahkan saran dari pemateri. saya lebih divonis malam ini. ketika peserta lain menuliskan sesuatu yang berbeda sedangkan saya menuliskan hal yang sama. apalagi malam ini ta masih bertahan sampai larut malam, biasanya setelah makan malam dia pulang. yang lebih membuat saya jengah adalah ta salah mengarahkan jalan pikirannya. dia tidak paham ketika saya membahas permasalahan ruang publik, ta lebih mengarahkan pada mnemonic. seperti ada sesuatu ketika pertanyaanpertanyaan tentang mnemonic ta ajukan. tapi semua itu saya jawab semampu saya. malam ini adalah malam terakhir. malam yang melegakan ketika semua saling berkata maaf, berfoto bersama. besok adalah akhir dari workshop yang sudah saya duga akan menjemukan.

sabtu pagi, 29 juli 2006

pagipagi it membangunkan saya dengan smsnya. saya selalu bermalasmalasan jika bangun tidur, tidak segera beranjak mandi, apalagi ini adalah hari terakhir di mana saya harus menghabiskan suasana yang menyenangikan di area sav puskat. rimbun bambu yang bereneka jenis, berbagai tanaman obat, sungai, anjungananjungan. semuanya begitu singkat. setelah mandi saya bergegas makan, semuanya telah siap untuk pulang.

it tak kunjung datang untuk menjemput. saya telah sms, juga telah menelepon, tapi it sepertinya mempermainkan saya. saya mencoba tenang, mengambil semua barang, mengunci kamar kepodang. sampai di area parkir motor, seseorang berdeham dari belakang. it. sejak kapan dia ada di sana. pasti sedari tadi telah memperhatikan saya yang gelisah. memberikan kunci pada panitia dan memilih sebuah buku tentang budaya bugis, saya ingin memilikinya.

menunggu panitia mencari daftar harga, saya dan it menunggu di sebuah gezebo yang cukup luas. it membawa coklat yang saya minta, berbincang, dan menunggu waktu. memperlihatkan peta yogya yang hanya seukuran a4, memperkenalkan yogya dari gambar, di mana letak uin, kosan it, rl, piyungan, pantaipantai, ugm, dan beberapa tempat yang berhubungan dengan sastra.

lama. akhirnya panitia datang membawa buku. saya membayarnya dan selesai sudah keterikatan saya dengan workshop. segera tinggalkan sinduharjo. kami adalah orang terakhir yang meninggalkan puskat. naik motor dan segera menunju kosan it. diperjalanan it menunjukkan beberapa tempat yang telah dijelaskan menggunakan peta. melewati ugm, uny, jalanan yang tak begitu padat, terik matahari, uin, dan akhirnya sampai juga ke kosan it.

siang hari, kamar beraroma apel

sampai di kosan ternyata sedang ada acara nyewu. banyak ibu yang sedang sibuk memasak, menyiapkan segalanya. selamat datang di kamar paling nyaman sedunia, begitu it berucap ketika membuka pintu. aroma apel begitu saja menyerbu penciuman saya. bukubuku, posterposter, kipasangin, dan segala macam membidai penglihatan saya. sempat tak enak juga memasuki kosan lakilaki hanya berdua. temanteman it sedang tidak ada semua. akhirnya saya tidak keluar kamar, lebih memilih tidur setelah menguraikan rencana beberapa hari ke depan, sebenarnya saya tidak tahu kapan akan kembali ke bandung. malam ini saya akan tidur di rumah cerpenis mat. dia baru saja menikah dengan er. ketika saya tidur, it pindah ke kamar sebelah.

sore hari, jalanan yogyakarta

setelah ashar kami berangkat meninggalkan wisma poetika. it mengantarkan saya ke toko buku tm. saya ingin tahu toko buku seperti apa yang dapat menyaingi gm, toko buku yang saya tahu dari peserta workshop. ternyata toko ini sangat luas dan memberikan potongan harga untuk semua buku yang dijual. cukup lama kami di sana, saya membeli beberapa buku yang di bandung tidak ada, it hanya membeli dua buku puisi dan tiga komik.

tujuan selanjutnya adalah gm. di jalanan saya baru dapat menemukan suasana yogyakarta, sepedasepeda, busbus besar, gedunggedung yang retak akibat gempa bumi. beberapa mall dilewati, dan saya sempat mengutarakan keinginan saya untuk memasuki mallmall itu, tak terduga reaksi it atas keinginan saya. dia sangatsangat tidak menyukai mall, bahkan dia memilih membiarkan saya masuk mall sendirian dan it menunggu di parkiran. beberapa kali saya bujuk tetap saja, it bereaksi sama. di gm kami hanya melihatlihat setelah itu kembali mengarungi jalanan yogyakarta yang mulai dingin. menuju masjid uin. it menunjukkan redaksi kedaulatan rakyat, malioboro, pasar beringharjo, taman budaya, tempat penjualan buku yang terkenal di yogya__shopping, taman pintar, semuanya hanya kami lewati karena waktu kami terbatas. sebelum pukul sembilanbelas harus sudah sampai piyungan, tempatnya mat.

masjid uin. kami bergegas menuju tempat wudhu. detik selanjutnya adalah azan isya, saya memilih berjamaah, sedangkan it berlalu. dia harus pinjam beberapa film di rental yang dipesan tuan rumah. aku tidak ikut. menunggu. akhirnya it datang juga, lagilagi naik motor. Berhenti sebentar untuk makan dan kembali melanjutkan perjalanan.

ternyata piyungan itu sangat jauh, butuh waktu kurang lebih dua jam untuk sampai di sana dengan laju motor yang kencang. sebelum ke rumah mat, it mengajakku ke tempat tertinggi di yogya. jalanan berkelok berkalikali dilalui, mobilmobil besar, di sini baru terlihat sisa gempa. karena daerahnya dekat dengan bantul yang menjadi pusat gempa, rumahrumah di sepanjang jalan rusak berat. bahkan ada yang tersisa rangkanya saja. beberapa rumah coba dihuni dengan kaadaan yang sangat seadanya.

menikmati kunangkunang di puncak__yogya

sampai juga akhirnya entah dikelokan yang keberapa. it menepikan motor, turun dan mulai merokok. aku tidak turun dari motor, duduk menikmati lampulampu yang temaram jauh di bawah sana. aku tidak tahu apa yang ada dalam pikiran it saat itu. yang pasti dalam hatiku selalu kusandarkan nama tuhan, dan aku tidak pernah tahu mengapa garis hidup membawa aku sampai ke peristiwa ini. aku menyerahkan segalanya pada tuhan. aku sadarkan diri untuk selalu ingat, karena tuhan akan selalu memberikan yang terbaik untukku.

beberapa sms masuk. setengah jam menikmati kunangkunang, dingin, dan deru mesinmesin kendara. tak ada apaapa. kami melanjutnya perjalanan, kembali lagi ke tikungantikungan itu. memasuki jalan kecil, gankgank yang tetap berkelok, hampar tanah yang tidak dapat aku tebak__sawah atau kebun__karena malam telah menggelapkan segalanya.

malam hari~rumah mat dan er

kami disambut p yang telah menanti sedari tadi di teras rumah. er segera menghampiriku berkenalan dan mengajak masuk. di dalam ada faj dan seorang lagi yang aku lupa namanya. tak berapa lama mat keluar. suguhan khas madura tersaji sudah. ngobrol sambil nonton film yang disewa it. tibatiba saja perutku sakit. aku masuk kamar yang sudah disediakan. perutku tidak biasanya sakit, mungkin karena seharian naik motor dan aku tidak biasa.

sakit yang kurasa mulai berkurang, aku tertidur. mataku terpejam, tapi pendengaranku tidak pernah tidur, aku takut di tempat asing. setiap ada langkah di koridor mataku terbuka.

minggu, 30 juli 2006

pagipagi sekali aku bangun (ah memang tidak tidur semalam tadi), shalat, mandi. melihatlihat koleksi buku mat dan keluarganya. di dapur er memasak.

siang nanti aku punya janji dengan mfa. teman yang menyapaku lewat email ini ingin sekali bertemu, begitu juga aku. setelah meminta pulang beberapa kali, akhirnya keinginan itu terwujud. satu jam sebelum tengah hari aku, it, dan p pulang ke nologaten. ternyata hampar tanah yang tak terlihat malam hari itu hanya berupa tanah yang ditanami sejenis palawija. banyak tendatenda didirikan di tanah itu.

kami bertiga naik bus ke terminal giwangan, dari terminal harus ganti bus. tujuan kami adalah kosan ama (teman cwi), aku dan mfa membuat janji pertemuan di sini. sampai di sana harus menunggu karena mfa belum datang. tak berapa lama. lagilagi bayanganku tentang sosok maya yang kini jadi nyata hancur. mfa sosok yang tinggi, rambut gondrong dan keriting kecilkecil datang dengan sepeda ontelnya. sepertinya dia gugup. kami pun berbincang, sangat kaku. aku juga bingung harus ngobrol tentang apa, untungnya ada it, p, yang membuat suasana tidak begitu kaku. sambil membahas koran minggu yang sebelumnya kami beli di jalan menuju tempat ama. karena mfa ada kegiatan lain, kami berpisah. pamit pada tuan rumah dan pulang dengan arah yang berbeda. aku tidak langsung pulang, tapi berbelok menuju ambarukma mall ditemani p. sekitar dua jam aku mengelilingi mall yang baru dibangun ini. retakan akibat gempa terlihat di sana sini. pulang ke kosan. ashar, mandi, istirahat, magrib, makan di angkringan.

aku bertemu hen di angkringan. seseorang yang baru kuketahui beberapa hari sebelum keberangkatanku ke yogya. secara tidak sengaja, ketika aku searching di internet aku menemukan hen yang sedang mencaricari diriku. hen ingin mengabarkan padaku perihal pemuatan puisiku di minggu pagi. jodoh kami begitu singkat, begitu saja bertemu tanpa harus ada perjuangan yang berarti. Hen bercerita, berkat puisiku yang dimuat di koran, dia berhasil memacari seorang perempuan dan beberapa bulan ke depan hen akan menikah. cerita ini membuat aku terbang. betapa tidak, puisiku, katakataku dapat membuat seseorang bersatu, bahkan sampai menikah. nyawa katakata.

setelah berpisah dengan hen, kami bertiga menuju blandongan. mfa menunjukkan tempat yang harus aku datangi ketika berada di yogya. sebuah tempat minum kopi dengan suasana yang sangat nyaman. gazebo. lesehan. mfa telah menunggu di sana. segera memesan kopi, sedangkan aku yang tak suka kopi memesan susu coklat. berempat duduk berempat melingkar. aku, mfa, p, dan it. berbagai hal kami ungkap dari tulisan, blog, lombalomba, dan lain hal. sampai duabelas malam kami bertahan.

senin, 31 juli 2006

jalanan sore itu cukup padat, pejalan kaki memenuhi trotoar. kami menunggu angkutan umum di depan masjid uin, mungkin setengah jam lebih. ternyata mobilnya sangat tua dan lajunya pun sangat lambat. tujun kami shopping, tempat penjualan buku. tempat ini sama dengan palasari di bandung. menjelajah shopping dan membeli beberapa buku.

magrib. makan di angkringan. melanjutkan perjalanan ke malioboro, rencananya aku akan membeli beberapa gelang dan pernakpernik lainnnya. sampai malioboro membeli sate di depan benteng, setelah itu menyusuri jalan dan memasuki malioboro mall. lagilagi it tidak ikut masuk, aku tidak tahu mengapa ia sangat enggan memasuki area kapitalis ini. berkeliling malioboro mall hanya membutuhkan waktu tak lebih dari setengah jam, di sini aku membeli beberapa buku. setelah itu keluar dan melanjutkan susur maloiboro sampai batas akhir.

sekitar pukul sepuluh kembali lagi ke depan benteng. di sini banyak kursi taman permanen, menghadap jalan raya yang mulai sepi. kami dudukduduk sambil menikmati bulan yang tak sempurna. setelah puas kami meninggalkan malioboro dan menuju keraton.

malam makin larut, jalanan begitu lengang, tak ada kendara yang melaju. kami berjalan menuju alunalun utara keraton yogyakarta. kemudian memasuki jalan sepi menuju alunalun selatan. jalanjalan di sini seperti labirin, masuk ke pangkal, berbelok, seperti tak menemu ujung. setelah beberapa lama akhirnya sampai juga di alunalun selatan. dua pohon beringin menanti kami.

masangin. di antara dua beringin. sebuah ritual yang entah sejak kapan muncul, yaitu berjalan di antara dua beringin. jarak keduanya mungkin dua kali lebar jalan mobil. dengan mata tertutup siapa saja yang dapat mencapai tepi akan mendapat berkah dan keinginannya tercapai. dengan mata tertutup it jadi orang pertama yang lolos dari diorama gaib. Dia memintaku menemani langkahnya saat menyebrang. Yang kedua am kemudian p keduanya tidak dapat jalan lurus memecah jalur beringin. begitupun denganku. Aku tak dapat melewati dua beringin itu. langkahku berbelok. Ketika diulangi lagi hasilnya sama, aku berbelok ke kanan bahkan sempat berputar dua kali. Perasaanku sudah jalan lurus ke depan, tapi nyatanya tidak. keraton memang dipenuhi peristiwa magis.

selasa, 1 agustus 2006

tengah malam. makan di angkringan. saya memilih untuk tidak makan. perut saya tidak sedang lapar. hati mulai berkecamuk, perasaan ingin pulang menyerbu. saya tidak terbiasa begadang apalagi berada di luar ruangan. kirim sms. akhirnya mereka mengajak saya kembali ke alunalun utara. sebelum meninggalkan dua beringin itu kami mengulangi lagi tapi tetap saja saya gagal.

menuju alunalun utara. sepanjang jalan mencari masjid yang berperikemanusiaan, masjid yang membiarkan wcnya terbuka. saya tidak kuat ingin buang air kecil. untungnya ada am yang mau menemani saya masuk dari satu masjid ke masid yang lain. dua lakilaki yang lain begitu tak memerdulikan saya. sampai di alunalun utara kami tak menghentikan langkah. Kembali lagi ke jalan malioboro. duduk. mulai merasakan dinginya yogya. angin pagi. azan pertama. menunggu pagi.

saya kuat. ritual kepenyairan di yogya saya lewati dengan lancar. setelah shalat di masjid pasar beringharjo semua kelelahan. p tidur sambil duduk, it rebahan di kursi. aku coba membaca buku tapi tertidur juga. am membangunkan aku. mungkin tidak tahan dengan kantuknya am memilih jalanjalan ke arah utara.

makan di angkringan. antri di wc umum, entah angin jahat mana yang membuat kami semua harus buang air besar dalam waktu yang bersamaan.kembali ke kursi taman dan membagi tugas. it ke redaksi suara merdeka untuk ambil honor puisinya yang kemarin dimuat, aku dan dua lelaki lainnya ke pasar beringharjo.

aku membeli beberapa batik untuk oleholeh. setelah itu kembali ke kursi taman. it sudah menunggu di sana. beristirahat sebentar dan kembali melanjutkan rencana. barang dititipkan ke p yang menunggu di kursi, aku dan it pergi ke stasiun tugu melihat jadwal keberangkatan kereta. rencananya besok saya pulang ke bandung. sepanjang perjalanan banyak keinginan it diungkap. keinginannya memiliki bayi yang berumur enam bulan. saya hanya tersenyum mendengar keinginan it.

stasiun tugu. lama kami berbincang di sini. lagilagi tentangnya, menceritakan salah satu cerpennya yang terinspirasi dari stasiun ini, ketakutannya pada sebuah keberangkatan. beberapa kereta datang dan pergi. akhirnya kami tak jadi memesan tiket. meninggalkan stasiun dan melanjutkan perjalanan

kondisi tubuh saya mulai menurun. tidak tidur dan makan yang seadanya membuat saya pusing. kepala saya sakit. mata mulai berkunangkunang, dan gejala pingsan sudah saya rasakan. pulang ke kosan dengan mobil yang tua dan lajunya lambat.

sampai di kosan saya langsung membenahi semuanya. bukubuku, tas punggung, keinginan saya untuk pulang teramat besar. saya sudah tidak kuat lagi dengan suasana di kosan it. malam ini saya akan tidur di kos dah temen cwi. nanti sore dia akan menjemputku ke kosan it.

akhirnya 2 agustus saya pulang diantar it ke lempuyangan. lima detik lagi saya akan tertinggal kereta. sampai di stasiun kereta mau berangkat, saya cemas sedang tiket belum dibeli. it melepas kepergian saya dengan ujung matanya. dia benarbenar tidak tahan dengan keberangkatan. akh.. akhirnya saya pulang juga ke bandung dengan berlembarlembar kenangan.

pulang dari yogya kondisi tubuh menurun lagi, sempat masuk angin, tapi sekarang sudah sehat tetapi masih malas mengerjakan skripsi. kini saya menikmati kemalasan saya dengan sesekali menulis puisi dan membaca buku.

teteh berdagang apa dengan ibu? saya juga ada warung di rumah, warung kecil yang dijaga mama dan sesekali saya membantu.

mohon doanya agar skripsi saya selesai tahun ini.

SudutBumi, 16, 17, 18 Agustus 2006

salam

DeHa

nb: kata ganti orang yang saya gunakan sering berganti, bagimana enaknya saja ketika saya menulis.

saya sertakan beberapa pengumuman lomba. terus berkarya dan semoga ada kesempakan kita

untuk ketemu di jakarta akhir tahun ini. selamat mengirimkan karya!

Tidak ada komentar: